Spot Mancing Terbaik di Surakarta
Tinggal di Solo atau menetap di
karesidenan Surakarta untuk Anda yang hobi mancing tentu saja sangat
menguntungkan, Karesidenan Surakarta memiliki banyak lokasi atau spot
mancing dari Waduk hingga rawa dengan berbagai jenis ikan air tawar;
serta berbagai jenis dan ukuran ikan yang beragaman pula.
Karakter ikan untuk spot waduk sedikit
berbeda dengan spot rawa, umumnya dari jenis ukuran ikan dan warna ikan
atau agresifitas ikan. Rawa adalah genangan air atau tempat penampungan
air dimana kondisi air akan selalu ada sepanjang tahun, sementara waduk
adalah tempat penampungan air yang dibuat untuk menampung air hujan
untuk kebutuhan irigasi. Dilihat dari fungsi dan jenis air rawa memiliki
jenis ikan yang besar, kenapa demikian karena air rawa selalu ada
sepanjang tahun, siklus hidup dan berkembang ikan relatif lebih lama
dari pada beberapa waduk yang hanya mengandalkan air hujan. Semakin
besar ukuran ikan saat strike sensasinya juga berbeda dengan ikan ukuran
kecil.
Tidak semua waduk memiliki cadangan air
yang selalu ada sepanjang tahun, pada puncak musim panas jumlah air di
waduk bisa mencapai titik terendah atau hanya sisa 10% dari kapasitas
total air genangan. Artinya siklus hidup ikan akan berhenti karena tidak
adanya air, proses perkembangan ikan akan berlangsung setelah bibit
ikan kembali ditanam pada saat waduk memiliki jumlah air yang melimpah.
Bagi Anda warga Solo atau tinggal di
karesidenan Surakarta yang memiliki hoby memancing, berikut ini beberapa
Spot mancing terbaik yang berada di karisedenan Solo yang wajib Anda
coba. Untuk memudahkan saya mulai dari lokasi spot terdekat hingga
terjauh dari kota Solo.
Spot Mancing Waduk Cengklik
Secara administratif waduk Cengklik terletak di kabupaten Boyolali, lokasi waduk terletak di Desa Ngargorejo dan Sobokerto, Kecamatan Ngemplak. Waduk dengan luas genangan 300 ha ini dibangun pada zaman Belanda, tujuannya untuk mengairi lahan sawah seluas 1.578 ha. Untuk menuju waduk Cengklik dari kota Solo cari arah ke Bandara Adi Sumarmo, dari bandara jarak waduk sekitar ± 1,5 KM ( sebelah barat ). Dari kota Solo spot mancing waduk Cengklik berjarak kurang lebih 15 Km dengan jarak tempuh 20-30 menit.
Secara administratif waduk Cengklik terletak di kabupaten Boyolali, lokasi waduk terletak di Desa Ngargorejo dan Sobokerto, Kecamatan Ngemplak. Waduk dengan luas genangan 300 ha ini dibangun pada zaman Belanda, tujuannya untuk mengairi lahan sawah seluas 1.578 ha. Untuk menuju waduk Cengklik dari kota Solo cari arah ke Bandara Adi Sumarmo, dari bandara jarak waduk sekitar ± 1,5 KM ( sebelah barat ). Dari kota Solo spot mancing waduk Cengklik berjarak kurang lebih 15 Km dengan jarak tempuh 20-30 menit.
Karena lokasi waduk sebelumnya adalah
areal persawahan maka pada musim kering dimana debit air turu lokasi
spot mancing berubah menjadi hamparan sawah. Saat musim panas anda bisa
mencoba memancing dengan teknik lempar atau dengan pelampung dengan
umpan lumut di spot bendungan.
Spot Mancing Waduk Gajah Mungkur
Waduk Gajah Mungkur terletak di Wonogiri, lokasi spot mancing waduk sangat luas mencakup tuju kecamatan, pembangunan waduk ini dimulai dari tahun 1970 dan selesai tahun 1978, Waduk ini dibuat untuk menampung aliran sungai Bengawan Solo. Waduk dengan wilayah seluas kurang lebih 8800 ha ini bisa mengairi sawah seluas 23600 ha di daerah Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan Sragen. Fungsi waduk selain untuk memasok air minum Kota Wonogiri juga menghasilkan listrik dari PLTA sebesar 12,4 MegaWatt.
Waduk Gajah Mungkur terletak di Wonogiri, lokasi spot mancing waduk sangat luas mencakup tuju kecamatan, pembangunan waduk ini dimulai dari tahun 1970 dan selesai tahun 1978, Waduk ini dibuat untuk menampung aliran sungai Bengawan Solo. Waduk dengan wilayah seluas kurang lebih 8800 ha ini bisa mengairi sawah seluas 23600 ha di daerah Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan Sragen. Fungsi waduk selain untuk memasok air minum Kota Wonogiri juga menghasilkan listrik dari PLTA sebesar 12,4 MegaWatt.
Jenis ikan diwaduk Gajah Mungkur relatif
lebih beragam bila dibandingkan dengan waduk lain di karesidenan solo,
teknik mancing disini jug asangat beragam, luas waduk yang membentang di
tuju kecamatan membuat teknik mancing juga berbeda-beda. Jenis ikan
monster (ukuran besar) cukup banyak tentu saja karena lamanya waduk
dibuat dan luasnya waduk, salah satu ikan yang cukup terkenal di sana
karena ukurannya adalah ikan Patin, rekor ikan yang pernah di tangkap
mencapai 20 Kg. Menurut sumber warga disana pernah terihat ikan Patin
dengan ukuran +- 2 Meter.
Sumber : Paguyuban Pemancing Gresik
Untuk teknik mancing Patin ini lokasi
spotnya berada di bendungan, bisa menacing pada saat air bendungan
dibuka ataupun ditutup. Teknik mancing dengan umpan pada saat air
bendungan di tutup, sementara pada saat air bendungan dibuka cukup
dengan pancing tanpa umpan namun dengan pemberat yang besar, teknik nya
lempar pancing ke tengah kemudian tarik perlahan, jika beruntung ikan
akan tersangkut di mata pancing. Teknik ini memang menunggu ikan yang
tersangkut di kail pancing jadi sediakan kail sebanyak mungkin dalam
satu joran.
Selain ikan Patin dan Sogo ikan jenis
lainnya cukup beragama mulai dari Gabus (kutuk), Nila, Munjair. Teknik
mancing dengan model pelampung dengan umpan ikan lumut juga cukup
populer di Waduk Gajah Mungkur.
Spot Mancing Rawa Jombor
Rawa Jombor terletak di Klaten, Spot mancing di rawa jombor sangat terkenal karena di rawa jombor terletak rumah makan terapung yang menjadi objek wisata disini. Lokasi Rawa Jombor berada di desa Krakitan,kecamatan Bayat,kabupaten Klaten,Jawa Tengah. Jarak Rawa Jombor dengan pusat kota klaten 8 Km, rawa ini memiliki luas sekitar 198 Ha dengan daya tampung air sekitar 4 Juta meter kubik dengan kedalaman berkisar 4,5 M.
Rawa Jombor terletak di Klaten, Spot mancing di rawa jombor sangat terkenal karena di rawa jombor terletak rumah makan terapung yang menjadi objek wisata disini. Lokasi Rawa Jombor berada di desa Krakitan,kecamatan Bayat,kabupaten Klaten,Jawa Tengah. Jarak Rawa Jombor dengan pusat kota klaten 8 Km, rawa ini memiliki luas sekitar 198 Ha dengan daya tampung air sekitar 4 Juta meter kubik dengan kedalaman berkisar 4,5 M.
Nama Jombor pada awalnya adalah nama
sebuah Desa yang merupakan lokasi tempat waduk, seiring berjalannya
waktu desa itu berganti nama menjadi desa Krakitan, lokasi sediktar rawa
Jombor adalah perbukitan kapur sehingga pada musim kemarau daerah
disekitar bukit tergenang air yang lama kelamaan menjadi rawa. Rawa
jombor mulai difungsikan untuk sarana irigasi untuk kebutuhan pengairan
kebun tebu di desa Pedan pada tahun 1917 dengan membuat terowongan
sepanjang 1 km, proses pembuatan terowongan irigasi selesai pada tahun
1921.
Rawa jombor pada masa penjajaha Jepang
dijadikan waduk untuk sarna irigasi dengan dibuat tanggul mengelilingi
rawa dengan lebar tanggul mencapai 4 meter, proses pembuatan tanggul ini
berlangsung tahun 1943 selesai pada tahun 1944 yang menggunakan tenaga
kerja Romusa. Selesai masa penjajahan Jepang oleh pemerintah kota Klaten
waduk Jombor masih dijadikan sebagai sarana irigasi dengan memperluas
tanggul menjadi 12 meter, proses pembuatan tanggul ini berlangsung tahun
1967-1968 dengan memanfaatkan tenga kerja dari Tapol.
Jika Anda berkunjung ke rumah makan
terapung di rawa Jombor di dekat rumah makan terapung banyak ditemui
para pemancing yang umumnya memancing menggunakan teknik pelampung
dengan umpan lumut. Lokasi mancing ini berada tepat di pinggir jalan,
untuk jenis ikan yang menjadi sasaran pemancing adalah Nila atau
Munjair.